Jelaskan masing masing cara yang digunakan walisongo atau ulama lainnya dalam penyebaran islam
IPS
fajar967
Pertanyaan
Jelaskan masing masing cara yang digunakan walisongo atau ulama lainnya dalam penyebaran islam
2 Jawaban
-
1. Jawaban Delvialaras
Pernikahan, Seni, Pendidikan, Dakwah -
2. Jawaban sicantik14
ini jawabannya semoga bermanfaat yaa jangan lupa follow aku yaa
a. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim atau Syeh Maulana Maghribi)
Pada tahun 1404 ia tiba di Jawa dari pasai dan menetap di Leran, Gresik. Dengan kehalusan budi pekerti dan kedermawanannya ia mengajarkan agama Islam mulamula kepada para murid yang kebanyakan adalah para pedagang dari Gujarat. Pada tanggal 9 April 1419 ia wafat dan dimakamkan di Gresik. Berkat jasanya, Gresik menjadi pusat penyiaran agama Islam di Jawa Timur.
b. Sunan Ampel (Raden Rakhmad atau Sayid Ali Rahmatullah)
Ia didatangkan dari Campa oleh Raja Kertabumi pada zaman Majapahit. Oleh raja ia ditugaskan untuk memperbaiki akhlak rakyat Majapahit yang mulai rusak. Ia mendirikan pondok pesantren di Ampeldenta, Surabaya. Sunan Ampel menyebarkan agama Islam di Surabaya dan sekitarnya. Meninggal pada tahun 1481 dan dimakamkan di Ampel.
c. Sunan Bonang (Raden Makhdum Ibrahim)
Semasa muda, ia belajar agama Islam di Pasai. Sekembali dari Pasai, ia mendirikan pesantren di Tuban. Disebut Sunan Bonang karena dalam melakukan dakwah ia mempergunakan bonang (salah satu instrumen jawa) untuk menarik orang supaya datang. Ia meninggalkan karya sastra, yaitu “Primbon Sunan Bonang”.
d. Sunan Gunung Jati
Ia mempunyai sebutan nama yang banyak antara lain: Fatahillah, Faletehan, Syarif Hidayatullah, dan Muhammad Nurudin. Sunan Gunung Jati belajar agama Islam di Mekah dan Bagdad, dalam perjalanannya ke Jawa, singgah di Gujarat dan Pasai. Mula-mula ia menyebarkan agama Islam di Demak, selanjutnya meluasnya ke wilayah Jawa Barat (Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon). Sunan Gunung Jati berjasa dalam mendirikan kerajaan Islam, Banten dan Cirebon.
e. Sunan Drajat (Raden Syarifuddin atau Masih Munat)
Ia mempelajari agama Islam dari para wali pendahulunya. Sunan Drajat mendirikan pesantren di Dusun Drajat, Paciran, Lamongan. Untuk memasyarakatnya ajaran agama Islam, ia mengubah syair-syair pangkur (tembang Jawa). Selain itu, ia juga mempergunakan gamelan Jawa sehingga lebih menarik bagi penduduk pribumi. Sisi lain daya tarik pribadinya adalah perhatiannya kepada orang miskin, yatim piatu, dan orang-orang terlantar.
f. Sunan Giri (Raden Paku atau Sultan Abdul Faqih)
Belajar agama Islam pertama kali di Ampel, kemudian melanjutkan ke Pasai bersama Sunan Bonang. Ia mendirikan pesantren “Prabu Giri Satmata” di Sidomukti, Gresik. Dalam menyebarkan agama, ia menciptakan lagu-lagu dolanan yang bernapaskan Islam, seperti Jamuran, Ilir-Ilir, dan Cublak-Cublak Suweng.
g. Sunan Kalijaga (Raden Mas Syahid atau Raden Setya)
Semasa muda ia berguru pada Sunan Bonang, sehingga dalam berdakwah ia menggunakan gaya Sunan Bonang, yakni mempergunakan wayang dan gamelan. Jawa untuk menarik massa dan menanamkan ajaran-ajarannya di hati masyarakat Jawa. Ia mendirikan pesantren di Kadilangu, Demak dan mendapatkan banyak murid. Murid-muridnya yang terkenal, yaitu: Ki Ageng Pandanaran, Sunan Goseng, Empu Supa, dan Syekh Domba.
h. Sunan Kudus (Ja’far Shidiq)
Pernah belajar agama Islam di Arab. Seusai belajar agama, ia mendirikan pesantren di Kudus. Ia seorang pujangga Islam yang menguasai berbagai ilmu keagamaan, terutama tauhid, hadis, dan fiqih. Ia juga berhasil meluruskan ajaran Islam yang diselewengkan oleh beberapa tokoh seperti Syekh Siti Jenar, Kebo Kenanga, dan Ki Ageng Pengging.
i. Sunan Muria
Bersama Sunan Kudus, ia pernah berguru kepada Ki Ageng Ngerang. Seusai mempelajari agama Islam, ia mendirikan padepokan di kaki Gunung Muria, tempat menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada para muridnya yang terdiri atas rakyat jelata dan orang-orang sederhana pedesaan di sekitar Jepara. Ia juga mempergunakan gamelan Jawa untuk menarik massa, dan menciptakan syair-syair tembang kinanthi dan sinom yang memuat ajaran agama agar lebih mudah diterima dan diresapkan oleh orang-orang sederhana.