B. Indonesia

Pertanyaan

tolong bikinin naskah derama cerita rakyat dong

2 Jawaban

  • Kisah " Telaga Warna " dalam Naskah Drama
    Tokoh Drama:
    1. Prabu Suwartalaya
    2. Ratu Purbamanah

    3. Gilang Rukmini
    4. Penasehat
    5. Tukang Perhiasan
    6. Rakyat



    Narator:
    Dikisahkan pada zaman dahulu kala, di Jawa Barat terdapat sebuah kerajaan yang bernama kerajaan Kutatanggeuhan yang dipimpin oleh raja yang arif dan bijaksana yaitu Prabu Suwartalaya dan Ratu Purbamanah. Rakyatnya hidup tenang, makmur, tenteram, damai dan sejahtera. Namun Sayangnya, Prabu Suwartalaya dan Ratu Purbamanah belum dikaruniai seorang anak. Sehingga, ini menjadi kegelisahan sang Prabu Suwartalaya dan Ratu Purbamanah.

    Adegan 1

    Ratu Purbamanah:
    (sedang murung dan menangis)

    Prabu Suwartalaya:
    Sudahlah dinda. Jangan murung dan menangis terus. Kalau dinda bersedih terus seperti ini, kanda jadi ikut bersedih.

    Ratu Purbamanah:
    Gimana dinda ga akan bersedih kanda, sudah bertahun-tahun kita berumah tangga tapi belum dikaruniai seorang anak.

    Penasehat:
    Baginda, supaya Ratu Purbamanah tidak sedih terus bagaimana kalau mengangkat seorang anak saja baginda. Barangkali bisa mengurangi kesedihan Ratu.

    Ratu Purbamanah:
    Tidak! Aku tidak mau punya anak angkat!

    Prabu Suwartalaya:
    Iya, penasehat.
    Akupun juga tidak setuju jika mengangkat seorang anak. Buat kami, anak kandung adalah lebih baik dari pada anak angkat.

    Narator:
    Ratu Purbamanah masih terus menangis

    Prabu Suwartalaya:
    Sudahlah dinda jangan menangis terus. Kanda akan berusaha lagi. Kanda akan pergi ke hutan untuk bertapa agar kita cepat dikaruniai seorang anak.

    Ratu Purbamanah:
    Baiklah kalau begitu. Jika memang kanda harus pergi ke hutan untuk bertapa, Baiklah kanda. dinda juga turut berdo’a. hati-hati kanda.

    Narator:
    Pergilah Prabu pergi ke hutan untuk bertapa. Di hutan, sang prabu terus menerus berdo’a agar dikaruniai anak.

    Beberapa bulan kemudian, keinginan mereka terkabul. Ratu Purbamanahpun mulai hamil. Seluruh rakyat senang sekali. Mereka membanjiri istana dengan hadiah.

    Sembilan bulan kemudian, Ratu Purbamanah melahirkan seorang putri.

    Adegan 2:

    Ratu Purbamanah:
    (menggendong seorang bayi)

    Prabu Suwartalaya:
    Putri kita cantik ya, Dinda. Dan kelihatannya sangat lucu.

    Ratu Purbamanah:
    Iya Kanda. Kita harus bersyukur akhirnya kita dikaruniai seorang anak.

    Prabu Suwartalaya:
    Iya dinda. Putri kita ini juga manis, dan sangat menggemaskan!
    Oleh karena itu, bagaimana kalau kita beri nama Gilang Rukmini?
    Gimana dinda setuju tidak?

    Ratu Purbamanah:
    Dinda setuju setuju saja kanda.

    Narator:
    Sesaat raja dan ratu sedang berbahagia, datanglah penasehat kerajaan.....

    Penasehat:
    Ampun baginda. Ini dari rakyat, mengirimkan beraneka hadiah untuk putri baginda. Mereka turut bersuka cita dan mengucapkan selamat atas kelahiran putri baginda.

    Prabu Suwartalaya:
    Terima kasih, Paman

    Narator:
    Tak hanya keluarga istana yang berbahagia, rakyat turut berbahagia mendengar kabar tersebut.

    Sayangnya, Gilang Rukmini tidak diasuh secara baik oleh Prabu Suwartalaya dan Ratu Purbamanah. Gilang pun tumbuh menjadi gadis yang manja dengan sifat-sifat yang kurang baik. Dia tak segan berkata kasar untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Walaupun begitu, baik Prabu Suwartalaya, Ratu Purbamanah, dan rakyat sangat mencintainya.

    Hari berlalu, Putri pun tumbuh menjadi gadis remaja tercantik di seluruh negeri. Dalam beberapa hari, Putri akan berusia 17 tahun. Maka para penduduk di negeri itu pergi ke istana. Mereka membawa aneka hadiah yang sangat indah. Prabu mengumpulkan hadiah-hadiah yang sangat banyak itu, lalu menyimpannya dalam ruangan istana. Sewaktu-waktu, ia bisa menggunakannya untuk kepentingan rakyat.

    Prabu hanya mengambil sedikit emas dan permata. Ia membawanya ke ahli perhiasan.

    Adegan 3

    Prabu Suwartalaya:
    Pak, tolong buatkan kalung yang sangat indah untuk putriku.

    Tukang perhiasan:
    Dengan senang hati, Yang Mulia.

    Narator:
    Ahli perhiasan itu lalu bekerja dengan sebaik mungkin, dengan sepenuh hati. Ia ingin menciptakan kalung yang paling indah di dunia, karena ia sangat menyay
  • Kisah " Telaga Warna " dalam Naskah Drama
    Tokoh Drama:
    1. Prabu Suwartalaya
    2. Ratu Purbamanah

    3. Gilang Rukmini
    4. Penasehat
    5. Tukang Perhiasan
    6. Rakyat



    Narator:
    Dikisahkan pada zaman dahulu kala, di Jawa Barat terdapat sebuah kerajaan yang bernama kerajaan Kutatanggeuhan yang dipimpin oleh raja yang arif dan bijaksana yaitu Prabu Suwartalaya dan Ratu Purbamanah. Rakyatnya hidup tenang, makmur, tenteram, damai dan sejahtera. Namun Sayangnya, Prabu Suwartalaya dan Ratu Purbamanah belum dikaruniai seorang anak. Sehingga, ini menjadi kegelisahan sang Prabu Suwartalaya dan Ratu Purbamanah.

    Adegan 1

    Ratu Purbamanah:
    (sedang murung dan menangis)

    Prabu Suwartalaya:
    Sudahlah dinda. Jangan murung dan menangis terus. Kalau dinda bersedih terus seperti ini, kanda jadi ikut bersedih.

    Ratu Purbamanah:
    Gimana dinda ga akan bersedih kanda, sudah bertahun-tahun kita berumah tangga tapi belum dikaruniai seorang anak.

    Penasehat:
    Baginda, supaya Ratu Purbamanah tidak sedih terus bagaimana kalau mengangkat seorang anak saja baginda. Barangkali bisa mengurangi kesedihan Ratu.

    Ratu Purbamanah:
    Tidak! Aku tidak mau punya anak angkat!

    Prabu Suwartalaya:
    Iya, penasehat.
    Akupun juga tidak setuju jika mengangkat seorang anak. Buat kami, anak kandung adalah lebih baik dari pada anak angkat.

    Narator:
    Ratu Purbamanah masih terus menangis

    Prabu Suwartalaya:
    Sudahlah dinda jangan menangis terus. Kanda akan berusaha lagi. Kanda akan pergi ke hutan untuk bertapa agar kita cepat dikaruniai seorang anak.

    Ratu Purbamanah:
    Baiklah kalau begitu. Jika memang kanda harus pergi ke hutan untuk bertapa, Baiklah kanda. dinda juga turut berdo’a. hati-hati kanda.

    Narator:
    Pergilah Prabu pergi ke hutan untuk bertapa. Di hutan, sang prabu terus menerus berdo’a agar dikaruniai anak.

    Beberapa bulan kemudian, keinginan mereka terkabul. Ratu Purbamanahpun mulai hamil. Seluruh rakyat senang sekali. Mereka membanjiri istana dengan hadiah.

    Sembilan bulan kemudian, Ratu Purbamanah melahirkan seorang putri.

    Adegan 2:

    Ratu Purbamanah:
    (menggendong seorang bayi)

    Prabu Suwartalaya:
    Putri kita cantik ya, Dinda. Dan kelihatannya sangat lucu.

    Ratu Purbamanah:
    Iya Kanda. Kita harus bersyukur akhirnya kita dikaruniai seorang anak.

    Prabu Suwartalaya:
    Iya dinda. Putri kita ini juga manis, dan sangat menggemaskan!
    Oleh karena itu, bagaimana kalau kita beri nama Gilang Rukmini?
    Gimana dinda setuju tidak?

    Ratu Purbamanah:
    Dinda setuju setuju saja kanda.

    Narator:
    Sesaat raja dan ratu sedang berbahagia, datanglah penasehat kerajaan.....

    Penasehat:
    Ampun baginda. Ini dari rakyat, mengirimkan beraneka hadiah untuk putri baginda. Mereka turut bersuka cita dan mengucapkan selamat atas kelahiran putri baginda.

    Prabu Suwartalaya:
    Terima kasih, Paman

    Narator:
    Tak hanya keluarga istana yang berbahagia, rakyat turut berbahagia mendengar kabar tersebut.

    Sayangnya, Gilang Rukmini tidak diasuh secara baik oleh Prabu Suwartalaya dan Ratu Purbamanah. Gilang pun tumbuh menjadi gadis yang manja dengan sifat-sifat yang kurang baik. Dia tak segan berkata kasar untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Walaupun begitu, baik Prabu Suwartalaya, Ratu Purbamanah, dan rakyat sangat mencintainya.

    Hari berlalu, Putri pun tumbuh menjadi gadis remaja tercantik di seluruh negeri. Dalam beberapa hari, Putri akan berusia 17 tahun. Maka para penduduk di negeri itu pergi ke istana. Mereka membawa aneka hadiah yang sangat indah. Prabu mengumpulkan hadiah-hadiah yang sangat banyak itu, lalu menyimpannya dalam ruangan istana. Sewaktu-waktu, ia bisa menggunakannya untuk kepentingan rakyat.

    Prabu hanya mengambil sedikit emas dan permata. Ia membawanya ke ahli perhiasan.

    Adegan 3

    Prabu Suwartalaya:
    Pak, tolong buatkan kalung yang sangat indah untuk putriku.

    Tukang perhiasan:
    Dengan senang hati, Yang Mulia.

    Narator:
    Ahli perhiasan itu lalu bekerja dengan sebaik mungkin, dengan sepenuh hati. Ia ingin menciptakan kalung yang paling indah di dunia, karena ia sangat menyay

Pertanyaan Lainnya